MAKALAH
INDIVIDU
ALAT-ALAT
UKUR
(Untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Alat-alat ukur)
Dosen pengampu:
1. Dr.
Nyoto Suseno, M.Si
2.
Riswanto, M.Pd.Si
Oleh :
Rafita
Al Qorny (14330031)
PROGRAM
STUDY PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH METRO
2015
ALAT-ALAT UKUR
1.
Alat-alat
Ukur Massa
Massa adalah banyaknya
materi yang terkandung dalam suatu benda. Satuan standar untuk massa adalah
kilogram.
1.1
Neraca
O’haus 2 Lengan
1.1.1
Spesifikasi
1.1.1.1
Ketelitian
: 0,1
gram
1.1.1.2
Batas ukur : 311
gram
1.1.1.3
Tipe
:311
1.1.2
Bagian-bagian Neraca O’haus
1.1.2.1
Pemutar
skala 2 desimal
Ini berfungsi untuk menentukan
massa yang ditimbang , sehingga akan didapatkan angka ke 2 dibelakang koma.
Cara menggunakannya yaitu dengan cara memutarnya ke arah kanan samapi moncong
bebek penentu keseimbangan pas berada di 0 atau ditengah.
1.1.2.2
Piring
Neraca
Merupakan tempat untuk menyimpan
benda / zat yang akan ditimbang.
1.1.2.3
Penyangga
Neraca
Berfungsi
untuk menyangga neraca ohaus agar tetap berdiri tegak
1.1.2.4
Pointer
( Yang seperti moncong bebek)
Berfungsi untuk menentukan
apakah neraca sudah seimbang atau belum . Carannya dengan memutar sekrup
penyeimbang hingga pointer tepat di tengah / di titik 0.
1.1.2.5
Sekrup
untuk Penyeimbang
Berfungsi untuk menyeimbangkan neraca
dengan cara memutar - mutarkannya sampai pointer tepat di tengah/ di titik nol.
1.1.2.6
Skala
Skala berfungsi untuk menentukan massa yang
ditimbang. Cara memakai skala yaitu dengan cara menggeser anak timbang ke
kanan sampai pointer yang seperti moncong bebek tepat berada di tengah.
1.1.3
Cara
Menggunakan
1.1.3.1 Melakukan kalibrasi terhadap neraca
yang akan digunakan untuk menimbang, dengan cara memutar sekrup yang berada
disamping atas piringan neraca ke kiri atau ke kanan posisi dua garis pada
neraca sejajar;
1.1.3.2 Meletakkan benda yang akan diukur
massanya;
1.1.3.3 Menggeser skalanya dimulai dari yang
skala besar baru gunakan skala yang kecil. Jika panahnya sudah berada di titik
setimbang 0; dan
1.1.3.4 Jika dua garis sejajar sudah seimbang
maka baru memulai membaca hasil pengukurannya
1.2
Neraca O’haus 3 Lengan dan 4
lengan
.
1.2.1
Spesifikasi
1.2.1.1
Ketelitian
:
0,01gram
1.2.1.2
Batas ukur :310
gram
1.2.1.3
Tipe
:
1.2.2
Bagian-bagian
Neraca O’haus 3 Lengan
1.2.2.1
Knop atau pemutar
kalibrasi
1.2.2.2
Pemberat atau anting
yang diletakkan di masing-masing lenganyang bisa di geser ke kanan dan kekiri
1.2.2.3
Tempat beban temapt
untuk memasang beban atau benda yang ingin di ukur
1.2.2.4
Titik nol garis
kesetimbangan., titik ini untuk mengkalibrasi sebelum digunakan dan untuk
keseimbangan ketika pengukuran sudah di lakukan
1.2.2.5
Lengan neraca yang
terdiri dari tiga lengan . Untuk neraca 3 lengan yang ada di laboratorium
saya seperti foto di atas terdiri dari tiga lengan dengan skala maksimal
berbeda:
1.2.2.5.1
Lengan depan memiliki anting logam
yang dapat digeser dengan skala 0, 1, 2, 3, 4,….., 10gr. Di mana masing-masing
terdiri 10 skala tiap skala 1 gr.jadi skala terkecil 0,1 gram
1.2.2.5.2
Lengan tengah,
dengan anting lengan dapat digeser, tiap skala 100 gr, dengan skala dari 0,100,
200, ………, 500gr.
1.2.2.5.3
Lengan belakang, anting lengan dapat
digeser dengan tiap skala 10 gram, dari skala 0, 10, 20, …, 100 gr.
1.2.3
Cara Menggunakan Neraca O’haus
3 Lengan
1.2.3.1 Melakukan
kalibrasi terhadap neraca yang akan digunakan untuk menimbang, dengan cara
memutar sekrup yang berada disamping atas piringan neraca ke kiri atau ke kanan
posisi dua garis pada neraca sejajar
1.2.3.2 Meletakkan
benda yang akan diukur massanya
1.2.3.3 Menggeser
skalanya dimulai dari yang skala besar baru gunakan skala yang kecil. Jika
panahnya sudah berada di titik setimbang 0 dan
1.2.3.4 Jika dua garis
sejajar sudah seimbang maka baru memulai membaca hasil pengukurannya.
1.2.3 Cara Membaca Neraca O’haus
3 Lengan
1.2.3.1 Setiap
lengan jangan lupa berada pada skala 0
1.2.3.2 Kalibrasi
terlebih dahulu, dengan cara memutar skrup knop pemutar
kalibrasi di bagian belakang, sampai seimbang atau jarum penunjuk
menunjukkan anka titik nol, hal ini dilakukan agar pengukrannya lebih
tepat.
1.2.3.3
Meletakakn benda yang diukur massanya .
1.2.3.4 Menggeser
skalanya mulai dari lengan yang besar dan jangan sampai melebihi titik nol ,
baru skala yang kecil sampai menunjukkan keseimbangan di titik nol ( dua garis
sejajar).
1.2.3.5 Membaca
hasil pengukuran dengan menjumlahkan setipa skala mulai dari yang besar hingga
yang kecil agar lebih mudah.
1.2.4 Ketelitian Neraca O’haus 3 Lengan
Skala terkecil dari neraca tersebut
adalah 0,1 gram (yaitu jarak antar skala pada lengan yang paling depan).
Ketelitian dari neraca adalah setengah dari skala terkecil. Jadi ketelitian
neraca adalah :
Dx
= ½ x 0,1 gram = 0,05 gram.
Dengan ketelitian 0,05 gram, maka neraca 3 lengan
dapat dipergunakan untuk mengukur massa sebuah benda dengan lebih teliti
(akurat).
1.3
Neraca
Pegas
Neraca pegas (dinamometer) adalah timbangan sederhana yang
menggunakan pegas sebagai alat untuk menentukan massa benda yang diukurnya
neraca pegas mengukur ketegangan pegas, yang sebenarnya adalah tekanannya.
1.3.1
Spesifikasi
1.3.1.1
Ketelitian
: 1
gram
1.3.1.2
Batas ukur :
1.3.2
Gambar dan Bagian-bagian Neraca Pegas
Berikut adalah bagian bagian dari
neraca pegas:
1.3.2.1
Gantungan sebagai tempat untukmemegang
dinamometer tersebut agar tidak menganggu proses pengukuran
1.3.2.2
Penunjuk skala adalah bagian yang berfungsi
untuk menunjukkan skala (hasil pengukuran)
1.3.2.3
Pegas adalah bagian dari dinamometer (neraca
pegas) yang sangat vital.
1.3.2.4
Skala adalah harga yang tertera dalam
dinamometer (neraca pegas) yang menunjukkan hasil pengukuran
1.3.2.5
Pengait sebagai tempat dimana benda diletakkan.
1.3.3
CARA MENGGUNAKAN NERACA PEGAS.
1.3.3.1
Mengkalibrasi dinamometer dengan cara memutar
sekrup yang ada di bagian atas dinamometer tanpa beban hingga garis penunjuk
skala menunjukan pada skala nol.
1.3.3.2
Gantungkan benda yang akan diukur massanya pada
pengait yang terdapat di bagian bawah pegas.
1.3.3.3
Setelah keadaan sistem tenang, lihat skala yang
ditunjukan oleh penunjuk skala.
1.3.4
CARA MEMBACA NERACA PEGAS.
Cara membaca
neraca pegas ini sama halnya mistar yaitu melihat angka yang ditunjukan oleh
penunjuk skala. Batas ketelitian atau nilai skala terkecil pada dinamometer
berbeda-beda, namun biasanya yang sering digunakan di laboratorium adalah 0,1
N.
1.4
Neraca
Digital
Salah satu neraca
yang memiliki tingkat ketelitian tinggi, neraca ini mampu menimbang zat atau
benda sampai batas 0,0001 g.
1.4.1
Spesifikasi
1.4.1.1
Ketelitian : 0,001 gram
1.4.1.2
Batas ukur :0,0001
gram
1.4.2
Gambar dan Bagian-bagian Neraca Digital
1.4.3
Cara Menggunakan
1.4.3.1
Timbangan dihidupkan paling sedikit
5 menit sebelum digunakan.
1.4.3.2
Buka tutup timbangan lalu letakkan
kertas diatas platform timbangan. Nolkan timbangan dengan menekan tombol “Tare”
yang kiri atau kanan “0,00x”
1.4.3.3
Akan muncul di layarnya (weight
display).
1.4.3.4
Gunakan sendok
yang bersih dan tambahkan bahan kimia yang mau ditimbang pada kertas sampai
jumlahnya sesuai dengan kebutuhan resepnya.
1.4.3.5
Bacalah
hasilnya pada layar
2.
Alat-alat
Ukur Panjang
2.1
Mistar
2.1.1
Spesifikasi
2.1.1.1
Ketelitian :
1 mm atau 0,1 cm
2.1.1.2
Batas ukur :
1 m
2.1.2
Bagian-bagian
2.1.3
Cara
Menggunakan
2.1.3.1
Impitkan skala nol pada mistar
dengan salah satu ujung benda yang akan diukur
2.1.3.2
Lihat posisi ujung lain benda
tersebut. Baca skala mistar yang berimpit dengan ujung lain benda.
2.1.3.3
Secara umum akan teramati ujung
benda tidak tepat berimpit dengan salah satu skala millimeter pada mistar
2.2
Jangka
Sorong
ü
Jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk
mengukur panjang, tebal, kedalaman lubang, dan diameter luar maupun diameter
dalam suatu benda dengan batas ketelitian 0,1 mm. Jangka sorong mempunyai dua
rahang, yaitu rahang tetap dan rahang sorong. Pada rahang tetap dilengkapi
dengan skala utama, sedangkan pada rahang sorong terdapat skala nonius atau
skala vernier. Skala nonius mempunyai panjang 9 mm yang terbagi menjadi 10
skala dengan tingkat ketelitian 0,1 mm.batas ukurnya yaitu 150
mm
2.2.1
Jangka
Sorong Digital
Jangka sorong digital, yaitu jangka sorong yang pembacaannya
menggunakan display digital.
2.2.1.1 Bagian-bagian
2.2.1.1.1
Rahang dalam (internal jaws), yang berfungsi sebagai alat untuk mengukur diameter suatu benda,
misalnya diameter cincin. Rahang dalam terdiri dari dua rahang yaitu rahang
tetap dan rahang yang bisa digeser-geser (rahang geser)
2.2.1.1.2
Rahang luar (external jaws), yang berfungsi sebagai alat untuk mengukur panjang suatu benda. Rahang
luar juga terdiri dari dua rahang yaitu rahang tetap dan rahang yang bisa
digeser-geser (rahang geser)
2.2.1.1.3
Sekrup pengunci (Locking Screw), yang berfungsi sebagai pengunci jangka sorong agar tidak
bergeser pada saat melakukan pengukuran.
2.2.1.1.4
Skala imperial (Imperial scale), merupakan skala yang tidak baku yang
dalam bentuk satuan inchi
2.2.1.1.5
Skala metrik (Metric scale), merupakan skala baku yang digunakan
secara internasioanal yang dalam bentuk satuan cm atau mm
2.2.1.1.6
Pengukur kedalaman (depth
measuring blade),
berfungsi sebagai alat untuk mengukur kedalaman suatu lubang.
2.2.1.1.7
Skala utama (main scale), di skala utama terdapat Skala
imperial (Imperial scale) dan Skala metrik (Metric scale)
2.2.1.1.8
Skala Nonius (nonius scale), skala nonius letaknya pada ragang
geser (skala geser) tepatnya di bawah sekrup pengunci (Locking screw)
2.2.1.1.9
Power
on/off, berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan alat.
2.2.1.1.10 Zero setting, berfungsi untuk mengkalibrasi jangka sorong.
2.2.1.1.11 LCD display, berfungsi untuk melihat hasil pengukuran
2.2.1.2 Cara Menggunakan
2.2.1.2.1
Awal persiapan, kendurkan baut pengunci dan geser
rahang geser, pastikan rahang geser bekerja dengan baik. Hitung jangan lupa
untuk cek ketika rahang tertutup harus menunjukkan angka nol. Jika tidak
menunjukkan angka nol sobat bisa mensettingnya.
2.2.1.2.2
Nyalakan tombol on untuk menghidupkan alat atau layar
LCD.
2.2.1.2.3
Langkah/ cara menggunakan jangka sorong selanjutnya
adalah membersihkan permukaan benda dan permukaan rahang agar tidak ada benda
yang menempel yang bisa sebabkan kesalahan pengukuran.
2.2.1.2.4
Tutup rahang hingga mengapit benda yang diukur.
Pastikan posisi benda sesuai dengan pengukuran yang ingin diambil. Lalu tinggal
membaca skalanya.
2.2.1.2.5
Setelah menggunakan tekan tombol off untuk mematikan
alat atau lcd.
2.2.2
Jangka
Sorong Analog
Jangka sorong
analog, yaitu jangka sorong yang pembacaannya menggunakan jarum ukuran analog
yang ditempelkan pada bagian muka (dengan stopper)
2.2.2.1
Gambar dan Bagian-bagian
2.2.2.1.1
Rahang dalam (internal jaws), yang berfungsi sebagai alat untuk mengukur diameter suatu benda,
misalnya diameter cincin. Rahang dalam terdiri dari dua rahang yaitu rahang
tetap dan rahang yang bisa digeser-geser (rahang geser)
2.2.2.1.2
Rahang luar (external jaws), yang berfungsi sebagai alat untuk mengukur panjang suatu benda. Rahang
luar juga terdiri dari dua rahang yaitu rahang tetap dan rahang yang bisa
digeser-geser (rahang geser)
2.2.2.1.3
Sekrup pengunci (Locking Screw), yang berfungsi sebagai pengunci jangka sorong agar tidak
bergeser pada saat melakukan pengukuran.
2.2.2.1.4
Skala imperial (Imperial scale), merupakan skala yang tidak baku yang
dalam bentuk satuan inchi
2.2.2.1.5
Skala metrik (Metric scale), merupakan skala baku yang digunakan
secara internasioanal yang dalam bentuk satuan cm atau mm
2.2.2.1.6
Pengukur kedalaman (depth
measuring blade),
berfungsi sebagai alat untuk mengukur kedalaman suatu lubang.
2.2.2.1.7
Skala utama (main scale), di skala utama terdapat Skala
imperial (Imperial scale) dan Skala metrik (Metric scale)
2.2.2.1.8
Skala Nonius (nonius scale), skala nonius letaknya pada ragang
geser (skala geser) tepatnya di bawah sekrup pengunci (Locking screw)
2.2.2.2 Cara
Menggunakan
a)
Awal persiapan,
kendurkan baut pengunci dan geser rahang geser, pastikan rahang geser bekerja
dengan baik. Jangan lupa untuk cek ketika rahang tertutup harus menunjukkan
angka nol. Jika tidak menunjukkan angka nol bisa mensettingnya.
b)
Langkah/ cara
menggunakan jangka sorong selanjutnya adalah membersihkan permukaan benda dan
permukaan rahang agar tidak ada benda yang menempel yang bisa sebabkan
kesalahan pengukuran.
c)
Tutup rahang
hingga mengapit benda yang diukur. Pastikan posisi benda sesuai dengan
pengukuran yang ingin diambil. Lalu tinggal membaca skalanya.
2.2.2.2.1
Cara Menggunakan Jangka Sorong untuk mengukur diameter
Mengukur
diameter sama seperti pengukuran sebelumnya, bedanya kalau tadi menggunakan
rahang bagian bawah, untuk pengukuran diameter menggunakan rahang atas. Cara
Menggunakannya, rapatkan rahang atas lalau tempatkan benda (cincin) yang akan
diukur diameternya. Tarik rahang geser hingga kedua rahang menempek dan menekan
bagian dalam benda. Patikan bahwa dinding bagian dalam benda tegak lurus dengan
skala dalam artian benda jangan sampai miring.
2.2.2.2.2 Cara
Menggunakan Jangka Sorong untuk Mengukur Kedalaman
Cara
menggunakan jangka sorong untuk kedaaman prinsipnya sama dengan mengukur
panjang benda dan diameter. Sobat hitung cukup menempatkan benda yang akan
diukur kedalamannya pada tangkai ukur. Tarik rahang geser hingga menyentuk
permukaan dalam (dasar lubang).Usahakan benda yang diukur kedalamannya dalam
keadaan statis (tidak Bergeser).
2.2.2.3 Cara Membaca
Jangka Sorong
2.2.2.3.1
Lihat skala
utama, lihat nilai yang terukur yang lurus dengan angka nol di skala nonius.
Bisa menunjukkan posisi berhimpit dengan garis pada skala utama bisa juga
tidak. Jika tidak ambil nilai skala utama yang terdekat di kirinya. Pada tahap
ini sobat hitung baru mendapatkan ketelitian sampai 1 mm.
2.2.2.3.2
Lihat Skala
nonius, carilah angka pada skala nonius yang berhimpit dengan garis di skala
utama. Pengukuran ini punya ketelitian hingga 0,1 mm
2.2.2.3.3
Jumlahkan
2.3
Mikrometer
Skrup
2.3.1
Spesifikasi
2.3.1.1 ketelitian :0,01
mm
2.3.1.2 batas ukur :25mm
2.3.2
Bagian-bagian
2.3.1.1 Bingkai
(Frame)
Bingkai ini berbentuk huruf C terbuat dari bahan logam
yang tahan panas serta dibuat agak tebal dan kuat. Tujuannya adalah untuk
meminimalkan peregangan dan pengerutan yang mengganggu pengukuran. Selain itu,
bingkai dilapisi plastik untuk meminimalkan transfer panas dari tangan ketika
pengukuran karena jika Anda memegang bingkai agak lama sehingga bingkai memanas
sampai 10 derajat celcius, maka setiap 10 cm baja akan memanjang sebesar 1/100
mm.
2.3.1.2
Landasan (Anvil)
Landasan ini berfungsi sebagai
penahan ketika benda diletakan dan diantara anvil dan spindle.
2.3.1.3 Spindle
(gelendong)
Spindle ini merupakan silinder yang dapat digerakan
menuju landasan.
2.3.1.4 Pengunci
(lock)
Pengunci ini berfungsi sebagai penahan spindle agar
tidak bergerak ketika mengukur benda.
2.3.1.5 Sleeve
Tempat skala utama.
2.3.1.5 Thimble
Tempat skala nonius berada
2.3.1.6 Ratchet
Knob
Untuk memajukan atau memundurkan spindel agar sisi
benda yang akan diukur tepat berada diantara spindle dan anvil.
2.3.2
Cara
Penggunaanya:
2.3.2.1 Pastikan pengunci dalam
keadaan terbuka.
2.3.2.1 Buka
rahan dengan cara memutar kekiri pada skala putar hingga benda dapat masuk
kerahang.
2.3.2.1 Letakkan
benda yang diukur pada rahang, dan putar kembali sampai tepat.
2.4
Meteran
2.4.1
Spesifikasi
2.4.1.1 ketelitian :0,5
2.4.1.2 batas ukur :3m
2.4.2
Bagian-bagian
2.4.2.1 Kotak meteran.
2.4.2.2 Meteran/Pita
besi tipis.
2.4.2.3 Plat stainless
pada ujung titik meteran.
2.4.2.4 Gantungan pada
kotak meteran.
2.4.3
Cara
menggunakan meteran
1.
Untuk mndapatkan hasil yang lebih baik akurat
sebaiknya dilakukan dua orang
2.
Orang pertama memegang ujung awal meteran
dititik yang pertama dan meletakkannya tepat di angka nol pada meteran
3.
Orang yang kedua memegang rol meteran menuju
ketitik pengukuran lainnya dan menarik
meteran selurus mungkin dan meletakkan meteran di titik yang dituju
4.
Membaca angka dan meteran yang tepat dittitik
yang di tuju.
2.5
Spherometer
Spherometer
merupakan alat untuk mengukur jejari kelengkungan suatu permukaan. Biasanya
digunakan untuk mengukur kelengkungan lensa. Spherometer memiliki 4 kaki,
dengan 3 kaki yang permanen dan satu kaki tengah yang dapat diubah-ubah
ketinggiannya.
Ketelitian spherometer yaitu 0,01 mm.
2.5.1 spesifikasi
2.5.1.1
keelitian :0,01mm
2.5.1.2
batas ukur :10mm
2.5.2 Bagian – bagian spherometer
a) Keping skala
tegak
b) Keping skala
datar
c) Tiga kaki tetap
d) Pemutar keping
skala datar
e) Ujung kaki
bergerak
1) Skala utama
2) Skala nonius
2.5.3
Cara Menggunakan
2.5.3.1 Menentukan
titik nol alat, yaitu spherometer diletakkan di tempat (alas) yang rata dan
sekrup S diputar sampai ujung sekrup U menyentuh alas tersebut. Jika
menggunakan alas dari kaca plan parallel, maka pada saat bayangan ujung sekrup
berhimpit dengan ujung sekrup itu menandakan bahwa ujung sekrup sudah tepat
menyinggung/ menyentuh alas jika tidak menggunakan kaca plan parallel, maka
pada saat sekrup S diputar ternyata kaki spherometer K akan ikut berputar
berarti ujung sekrup U sudah menyentuh alas
2.5.3.2
Sekrup S diputar sehingga jarak antara ujung
sekrup dengan alas dapat ditempati oleh benda yang mau diukur tebal atau
kelengkungannya.
Benda yang akan diukur tebal atau kelengkungannya diletakkan di antara alas dan
ujung sekrup U.
2.5.3.3
Sekrup S diputar sampai ujung sekrup tepat
menyentuh permukaan benda yang diukur.
2.5.3.4
Tebal atau kelengkungan benda dapat ditentukan
dengan menghitung selisih penunjukan pada langkah 4 dan langkah 1.
Benda yang dapat diukur tebal atau kelengkungannya dengan spherometer adalah
benda yang ukurannya lebih kecil dari jarak antara kaki-kaki spherometer.
Spherometer yang masih baik digunakan adalah spherometer yang ujung-ujung
piringannya tidak peot dan ujung sekrup U benar-benar runcing.
2.6
Altimeter
Altimeter merupakan instrumen untuk
mengukur ketinggian.
2.6.1
spesifikasi
2.6.1.1
Ketelitian
2.6.1.2
Batas
ukur
2.6.2
Cara menggunakan
2.6.2.1
Jika kita ada di jalan setapak, di pinggir
sungai yang tertera pada peta atau berada di pinggir tebing atau patahan, maka
perpotongan antara garis yang ditarik dari titik identifikasi dari jalan
setapak, atau sungai, atau pinggir tebing, adalah kedudukan atau posisi kita.
2.6.2.2
Tariklah garis dari satu titik identifikasi yang
kita kenali.
2.6.2.3
Perpotongan antara garis yang ditarik dari titik
identifikasi dengan garis kontur yang sesuai dengan posisi ketinggian di peta
adalah posisi kita
3
Alat-alat
Ukur Waktu
3.1
Stopwatch
Analog
Sebagai alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan
dalam suatu kegiatan, misalnya berapa lama seorang perenang mencapai jarak 100
meter, atau berapa lama seorang pelari mencapai jarak 1 km, dsb.
3.1.1
Bagian
bagian
3.1.1.1
3.1.1.2
Tombol start/stop, untuk menjalankan dan
menghentikan stopwatch.
3.1.1.3
Tombol riset, untuk meriset
stopwatch ke nol.
3.1.1.4
Jarum besar, berfungsi sebagai jarum
penunjuk dalam satuan detik
3.1.1.5
Jarum kecil, berfungsi sebagai jarum
penunjuk satuan menit.
3.1.1.6
Lingkaran detik, merupakan lingkaran
yang berisi angka-angka mulai dari angka 1 samapai 60 dalam satuan detik
3.1.1.7
Lingkaran menit, merupakan lingkaran
yang berisi angka-angka mulai dari 5 sampai 30 dalam satuan menit.
3.1.2
Cara Kerja
Stopwatch Analog adalah sebagai berikut :
3.1.2.1 Saat tombol
start ditekan penahan pegas pertama akan terbuka sehingga gerigi berputar dan
pegas pertama akan terkalibrasi secara periodik. Sehingga jarum bergerak.
3.1.2.2 Pada saat yang
sama pegas kedua tertekan sehingga tercipta kombinasi kerja secara mekanik.
Pada saat kalibrasi penekan pegas akan membuat pegas kedua terkalibrasi
sehingga pegas pertama kembali ke tertekan seperti semula. Dan jarum kembali ke
posisi nol
3.1.3
Ketelitian Stopwatch
Stopwatch jarum memiliki ketelitian 0,1 detik karena setiap skala pada
stopwatch dibagi menjadi 10 bagian, sedangkan stopwatch digital memiliki
ketelitian hingga 0,001 s.
3.1.4 Cara Menggunakan Stopwatch
3.1.4.1 Ambil
stopwatch. Pastikan dahulu bahwa semua jarum stopwatch menunjuk pada angka nol,(bila
belum tekan tombol pengenol).
3.1.4.2 Minta teman
anda untuk membaca naskah yang telah disediakan bersamaan dengan menekan tombol
start.
3.1.4.3 Tekan tombol stop bersamaan dengan berakhirnya
naskah yang dibaca oleh teman anda.
3.1.4.4 Bacalah
skala yang ditunjuk oleh stopwatch, mulailah dengan penjunjukkan jarum
menit kemudian jarum detik/sekon.Pembacaan dan penulisan jarum detik dapat
dilakukan hingga setengah skala terkecil. Catat hasilnya pada hasil pengamatan.
3.1.5 Cara Membaca Skala Pengukuran Stopwatch Yang
Tepat
Pada pengukuran waktu dengan menggunakan
stopwatch, pembacaan skalanya dimulai dengan penunjukan jarum menit kemudian
jarum detik/sekon. Pembacaan dan penulisan jarum detik dapat dilakukan hingga
setengah skala terkecil. Adapun cara penggunaan stopwatch dengan
terlebih dahulu memastikan bahwa semua jarum stopwatch menunjuk pada
angka nol. Bila belum, melakukan pengenolan dengan cara menekan tombol pengenol
(biasanya berwarna hitam/tombol tengah) dan pada saat pengukuran dimulai ,tekan
tombol start (biasanya berwarna hijau, tombol kanan). Dan ketika pengukuran
selesai tekan tombol stop ( biasanya berwarna merah, tombol kiri
3.2 Stopwatch Digital
Stopwatch digital merupakan jenis
stopwatch yang menggunakan layar/monitor
sebagai penunjuk hasil pengukuran. Waktu hasil pengukuran dapat kita baca
hingga satuan detik.
3.2.1
bagian-bagian dan dari stopwatch digital
3.2.1.1
L.C.D
3.2.1.2
4 digit tampilan waktu menunjukkan menit
("M") dan waktu detik ("S")
3.2.1.3
Timer dapat diprogram maksimum
sampai 99 menit, 59 detik dan menghitung mundur
3.2.1.4
Bel alarm output saat waktu
menghitung mundur ke nol
3.2.1.5
Timer ini juga dapat berfungsi
sebagai memory recall
3.2.1.6
Masing-masing tombol untuk setting
menit dan detik
4. Alat-alat
Ukur Suhu
4.1 Thermometer
4.1.1
Bagian-bagian
4.1.1.1
Titik tetap atas
4.1.1.2
Batang kaca dengan
celah kapiler di bagian dalamnya
4.1.1.3
Titik tetap bawah
4.1.1.4
Trandon (resevoir) zat
cair
4.1.1.5
Skala suhu
4.1.1.6
Zat cair thermometer
4.1.2 Cara Menggunakan
4.1.2.1 Meletakan temometer ke benda yang ingin diukur suhunya
4.1.2.2 Kenaikan kapiler pada termometer menunjukan suhu yang di ukur
5. ph
Meter, Soil dan Moisture, Higrometer, Hidrometer, dan Barometer
5.1
ph Meter
Untuk mengukur pH (keasaman atau alkalinitas) dari cairan
(meskipun probe khusus terkadang digunakan untuk mengukur pH zat semi-padat).
5.1.1
Bagian-bagian
5.1.2
Cara
Menggunakan Alat ph Meter
5.1.2.1
Sediakan larutan yang akan di ukur
keasamannya. Siapkan sesuai kebutuhan, jangan terlalu banyak jangan pula
terlalu sedikit, secukupnya saja.
5.1.2.2
Sebelum di ukur, terlebih dahulu perhatikan
kadar suhu larutan yang akan di ukur dengan suhu larutan yang sudah dikalibrasi
sebelumnya. Pastikan keduanya harus sama, misalnya jika suhu larutan yang sudah
dikalibrasi sebesar dua puluh derajat celcius,makasuhu cairan yang akan diukur
juga harus sama.
5.1.2.3
Buka penutup elektroda pada alat ph
dengan menggunakan air khusus, kemudian bersihkan dengan tisu sampai kering.
5.1.2.4
Hidupkan alat ph,lalu celupkan elektroda ke
dalam cairan yang akan diukur, kemudian putar-putar elektroda larut menjadi
homogen.
5.1.2.5
Kemudian tekan tombol yang
bertuliskan MEAS lantas akan muncul kata HOLD di layar. Lalu tunggu beberapa
saat hingga muncul angka PH yang menunjukan kadar ph pada cairan tersebut.
Setelah itu matikan alat tersebut.
5.2
Soil
dan Moisture
5.2.1 Bagian-bagian
Soil & Moisture Tester
5.2.2
Cara
Menggunakan
5.2.2.1
Siapkan batere 9 volt
sebagai tenaga/power untuk mengoperasikan alat.
5.2.2.2
Buka bagian belakang
alat sebagai tempat batere berada secara hati hati, pasang batere dan jangan
lupa sesuaikan dengan kutub min dan plusnya.
5.2.2.3
Nyalakan tombol on.
5.2.2.4
Sesuaikan posisi
saklar yang berada di bagian belakang alat (diatas kotak batere), jika mau
mengukur suhu, geser saklar ke posisi huruf yang menunjukan derajat Celsius,
jika mau mengukur pH tanah, atur saklar di posisi pH.
5.2.2.5
Sebelum ditancapkan ke
tanah pastikan batang “Probe” dalam keadaan bersih dan buka tutup/pelindung
Probe (warna putih”
5.2.2.6
Pastikan jika tanah
dalam keadaan keras/padat/Compact, harus digemburkan dahulu (tidak perlu
disiram air, karena bisa berpengaruh pada kelembabannya), bisa digemburkan
dengan Cetok/ Cangkul. Usahakan jangan langsung menancapkan ke tanah jika tanah
dalam keadaan keras/kompak.
5.2.2.7
Setelah pemakaian,
bersihkan alat dengan Aquades dan di lap dengan kain bersih dan lembut (Flanel)
atau bisa dengan Tissue. Simpan di tempat Kering.
5.3
Higrometer
Hygrometer adalah sejenis alat untuk mengukur tingkat
kelembaban relatif pada suatu tempat.
5.3.1 Bagian-bagian
5.3.2 Cara menggunakan
Cara penggunaannya dengan meletakkan di
tempat yang akan diukur kelembabannya, kemudian tunggu dan
bacalah skalanya. skala kelembaban biasanya ditandai dengan huruf h dan kalau
suhu dengan derajat celcius. Ada bentuk higrometer lama yakni berbentuk bundar
atau berupa termometer yangdipasang didinding. Cara membacanya juga sama,
bisa dilihat pada raksanya ditermometer satu yang untuk
mengukur kelembaban dan satu lagi yang mengukur suhu.yang
bundar ya dibaca skalanya.Perlu diperhatikan pada saat pengukuran dengan hygrometer selama pembacaanharuslah diberi aliran udara
yang berhembus kearah alat tersebut, ini dapat dilakukandengan mengipasi alat tersebut dengan secarik kertas
atau kipas
5.4
Hidrometer
Hidrometer
adalah alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis (atau kepadatan relatif)
dari cairan, yaitu rasio kepadatan cairan dengan densitas air.
5.4.1 Bagian-Bagian Hidrometer
5.4.1.1 Batang Hidrometer
Berfungsi untuk pengangan awal sebelum hidrometer dicelupkan pada cairan, serta
sebagai tempat skala hidrometer
5.4.1.2 Skala Hidrometer
Merupakan ukuran massa jenis cairan yang akan diukur
5.4.1.3 Kaca Bohlam
Tempat tertampungnya udara
5.4.1.4 Beban
Terbuat dari timbal berfungsi untuk memposisikan Hidrometer tegak lurus dengan
permukaan air
5.4.2 Cara menggunakan hidrometer
Menyiapkan hidrometer dan zat cair yang
akan di ukur massa jenisnya dalam suatu tabung
Pastikan hidrometer bersih dan telah terkalibrasi
Memasukkan hidrometer ke dalam tabung yang berisi zat cair yang akan diukur
massa jenisnya dengan hati-hati untuk menghindari pembentukan gelembung udara dan
usahakan hidrometer dalam keadaan tegak lurus agar mempermudah dalam pembacaan
Kemudian membaca hasil pengukuran yang tertera pada skala.
5.4.3 Cara Membaca Hasil Pengukuran
Cara membaca hasil pengukuran pada hidrometer adalah dengan membaca skala
yang ditunjuk oleh zat cair yang naik dalam hidrometer. Satuan yang digunakan
dalam pengukuran ini adalah g cm-3 . skala yang terbaca ini merupakan massa
jenis relatif.
5.5 Barometer
Barometer adalah sebuah alat yang
digunakan untuk mengukur
tekanan udara.
Cara
menggunakan barometer yaitu :
1) Jika
anda belum memiliki barometer anda juga bisa menggunakan jam tangan yang sudah
dilengkapi dengan barometer,
2) Tempatkan
barometer di lokasi yang tidak terpengaruh oleh perubahan radikal. Ini berarti
Anda tidak menempatkan barometer dekat jendela atau di jalur sinar matahari
langsung karena yang akan menyebabkan perubahan radikal sebagai matahari naik
atau turun. Cari tempat yang memiliki warna lebih banyak dan memiliki suhu yang
stabil.
3) Aturlah barometer. Untuk
melakukan ini, Anda akan harus mencari tahu pembacaan barometer saat ini. Anda
dapat memperoleh ini dengan mencari situs cuaca online atau Anda dapat
menghubungi layanan cuaca lokal Anda. Ambil membaca itu dan mengatur barometer
Anda untuk itu. Untuk mengatur barometer harus ada sekrup Anda dapat melemaskan
dan kemudian memindahkan satu sisi stabil (Anda memiliki satu tangan bergerak
terlalu seperti pada jam). Tempat itu pada bacaan Anda dapatkan dari layanan
cuaca. Tangan bergerak akan bergerak sebagai perubahan tekanan.
4) Perhatikan
tangan bergerak meningkat. Menunjukkan peningkatan cuaca yang baik. Ini harus
tenang, jelas dan cerah luar dari tekanan meningkat.
5) Perhatikan
tangan bergerak menurun. Penurunan pada barometer menunjukkan cuaca semakin
buruk. Anda mungkin mengalami hujan, awan atau angin.
6) Buat
grafik dan memetakan tekanan barometrik dari hari ke hari. Ini akan menunjukkan
perubahan yang telah terjadi selama periode waktu. Bagan Anda harus memiliki
empat kategori: tanggal, waktu, kondisi cuaca dan membaca tekanan udara. Anda
mendapatkan pembacaan dengan melihat jumlah tangan bergerak aktif.